Psikotes untuk rekrutmen. Setiap tahun, jumlah pelamar tidak berkurang bahkan cenderung bertambah. Tingginya permintaan seringkali tidak diimbangi dengan kapasitas penerimaan dari perusahaan. Maka diberlakukan serangkaian tes untuk menyeleksi calon karyawan di sebuah perusahaan. Salah satunya adalah tes psikotes untuk rekrutmen karyawan baru.
Tes psikotes untuk rekrutmen seringkali menjadi acuan bagi pihak HR perusahaan untuk melihat kapasitas dan potensi dari calon karyawan. Dari tes psikotes untuk rekrutmen ini juga nantinya akan melihat juga tipe kepribadian dari banyaknya pelamar yang mengajukan permohonan kerja, seperti attitude, team work, critical thinking, dan masih banyak lagi. Hasil dari tes psikotes ini nantinya menjadi acuan bagi HR apakah pelamar tersebut diterima kerja atau tidak.
Umumnya, ada 5 jenis tes psikotes yang biasanya diterapkan oleh perusahaan-perusahaan dalam menyeleksi kandidat potensial.
Tes ini cukup familiar karena banyak diterapkan di perusahaan yang ada di Indonesia. Di tes ini, pelamar akan diberikan selembar kertas dengan kotak yang telah digambarkan. Dalam kotak tersebut terdapat sketsa tidak selesai dan diharapkan kandidat menyelesaikan sesuai dengan apa yang terlintas dalam imajinasi mereka.
Sebenarnya terdapat pola tertentu yang diharapkan dan menjadi acuan recruiter atau HR dalam menilai kepribadian dan sikap dari kandidat. Anda harus banyak latihan agar bisa menyelesaikan tes psikotes untuk rekrutmen ini dengan baik agar tidak terkesan asal-asalan dalam mengerjakannya.
Tes ini berisi beberapa pernyataan yang meminta para kandidat mengisi yang mana mewakili mereka. Hasil dari tes ini akan memperlihatkan proyeksi performa kandidat dalam perusahaan.
Jenis tes ini cukup akrab karena banyak yang menerapkannya dalam proses seleksi kandidat karyawan perusahaan. Tes ini berupa kumpulan pernyataan yang akan meminta kandidat menjawab sesuai dengan diri mereka.
Hasil dari MBTI akan memperlihatkan tipe kepribadian seperi apa kandidat tersebut berdasarkan 4 dimensi kepribadian yang telah disusun oleh Carl Gustav Jung, berupa Ekstrovert-Introvert, Sensing-Intuition, Thinking-Feeling, dan Judging-Perceiving. Selain itu, pola bekerja kandidat juga bisa diprediksi melalui tes ini sehingga memudahkan recruiter dalam memprediksi potensi calon karyawan jika diterima di perusahaan.
Tipe tes satu ini adalah aritmatika. Calon karyawan akan diminta untuk menyelesaikan soal berupa deretan angka yang akan dihitung.
Banyaknya soal di tes ini dirancang secara sengaja untuk melihat ketahanan kandidat dalam menyelesaikan soal berhitung, kemampuan mempertahankan konsentrasi, serta kemampuan mengelola stress ketika mengerjakan soal yang dibatasi oleh waktu.
Pada tes ini, kandidat akan diminta untuk menggambar pada satu lembar ukuran A4 yang masih kosong. Mereka dibebaskan akan menggambar pohon apa, tapi harus sesuai dengan intruksi yang diberikan. Biasanya dengan menyertakan gambar buahnya, akar, serta hal-hal lain yang sebenarnya menjadi indicator penilaian dari recruiter. Hasil dari tes ini akan memprediksi kepribadian serta kemampuan memecahkan masalah dari kandidat.
Tes psikotes untuk rekrutmen tidak terbatas pada 5 ini saja. Tidak semuanya juga diterapkan di perusahaan, tergantung kebijakan dan kebutuhan perusahaan. Namun tes psikotes ini butuh persiapan matang dari para kandidat.