Bahasa tubuh Saat Wawancara – Proses wawancara adalah tahap yang begitu vital untuk pelamar dan pencari kerja. Pada tahap ini, akan ditemukan mana calon karyawan yang memang cocok dengan jabatan yang dicari dan juga tahap perkenalan yang penting bagi kedua pihak. Dalam rangka langkah awal untuk selanjutnya menjalin kerjasama atau justru stop sampai di situ.
Diterima atau tidaknya pelamar tidak selalu karena bagusnya nilai atau kemampuan dalam menjawab pertanyaan. Namun ada faktor penting lainnya, dan point yang dimaksud adalah bahasa tubuh. Jadi agar pelamar lebih percaya diri lagi dalam melakukan wawancara. Ada baiknya menyimak bahasa tubuh seperti apa yang bisa diterapkan saat mendapat kesempatan melakukan wawancara.
Bahasa tubuh saat wawancara yang paling utama saat penginterview dan pelamar bertemu adalah berjabat tangan. Proses ini sepertinya sepele, namun dari hal ini bisa dilihat kepercayaan diri dari sang pelamar.
Bila calon karyawan menunggu tim HRD yang menyodorkan tangan terlebih dahulu. Maka bisa dinilai dari point ini bahwa pelamar tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup. Namun bila pelamar yang menyodorkan tangannya terlebih dahulu, maka penilaian positif akan tercatat. Pelamar memiliki mental yang baik dan keyakinan yang tinggi.
Selain proses siapa dulu yang memulai berjabat tangan, seberapa kuatnya pelamar menggenggam penginterview juga menjadi point tambahan. Terlalu pelan bisa dinilai bila pelamar tidak bersemangat, namun bila terlalu kuat juga bisa menimbulkan penilaian yang negatif. Jadi ada baiknya memang sewajarnya saja, tidak terlalu pelan tapi juga terlalu keras.
Setelah proses berjabat tangan berlalu, maka kegiatan berikutnya adalah melakukan wawancara. Personil dari HRD akan berusaha menggunakan waktu yang singkat tersebut untuk menggali kepribadian dari pelamar. Mereka akan sebisa mungkin bertanya tentang kemampuan pelamar menguasai job desk di posisi yang dilamar.
Saat proses wawancara inilah diperlukan bahasa tubuh yang baik saat wawancara kerja, dan itu adalah eye contact atau kontak mata. Kepercayaan diri sang pelamar bisa dinilai dari bagaimana dia melihat penginterview. Menjaga kontak mata agar tetap stabil termasuk komponen penting selama proses wawancara.
Kesalahan fatal yang kerap terjadi saat proses wawancara adalah pelamar begitu tegang. Sadar bahwa ini adalah bagian vital dirinya akan diterima atau tidak menjadikan proses ini adalah beban. Sehingga seringkali terlihat jelas bila pelamar terlihat kaku dihadapan penginterview.
Bahasa tubuh yang baik dalam wawancara pada bagian ini adalah berusaha untuk sesantai mungkin. Nikmati prosesnya, dan tidak perlu takut salah dalam bertingkah laku terutama saat posisi duduk. Menyandarkan tubuh ke kursi mungkin banyak yang menganggap itu adalah posisi yang tidak sopan. Namun kenyataannya tidak demikian, bila pewawancara menyandar saat proses wawancara. Maka pelamar tidak masalah bila juga bersandar. Namun tetap saja, bila memang dengan cara duduk tegak bisa menjadikan diri lebih santai. Maka itu adalah pilihan yang terbaik
Berusaha untuk menikmati proses wawancara adalah cara terbaik yang bisa dilakukan pelamar. Jangan jadikan tahap ini beban yang membuat diri malah tidak nyaman. Cukup yakin dengan diri sendiri dan membayangkan bahwa penginterview adalah orang baik dan bisa menjadi rekan kedepannya adalah cara tepat untuk membuat proses wawancara lebih santai.
Jangan takut untuk tersenyum bahkan tertawa bila penginterview melakukan pertanyaan atau joke joke yang bertujuan untuk mencairkan suasana. Bahasa Tubuh Saat Wawancara dengan memperlihatkan senyuman adalah cara yang ampuh untuk menunjukkan kepada penginterview. Bahwa anda adalah sosok yang tepat untuk pekerjaan ini.